Ibu di Cianjur Masak Batu Ketika Anaknya Kelaparan. Bukan Umar, Tapi Pria Ini Yang Datang
Bookmark Pedia
– Kehidupan setiap orang tentunya berbeda-beda, ada yang bernasib baik namun
ada juga yang mungkin kurang beruntung hingga serba kekurangan. Nah, kalangan
masyarakat seperti inilah yang seharusnya mendapat pertolongan dari
tangan-tangan ringan.
Sahabat BP, kita tentu tak asing dengan kisah seorang ibu
merebus batu untuk menenteramkan anaknya dari kelaparan, seperti terjadi pada
masa kepemimpinan Umar bin Khattab. Ternyata kejadian tersebut, terulang pula
di masa ini.
Tepatnya di sebuah desa kecil di Kecamatan Cilaku, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat. Beberapa tahun lalu, pasangan suami istri Andun Suherman
(45) dan Iyah (33), masih hidup di gubuk reyot dengan himpitan ekonomi yang
kian menggila.
Ketika anak-anak mereka merintih tak sanggup menahan lapar.
Iyah berpikir keras untuk memenuhi keinginan anaknya. Dia lantas mengambil
sebuah batu dan merebusnya. Lalu dia mengatakan kepada anaknya sedang memasak
telur. Anaknya pun senang. Namun saat menunggu, mereka akhirnya terlelap dan
lupa dengan rasa lapar.

Akhirnya, kabar menyedihkan itu sampai kepada Kapolres
Cianjur saat itu, AKBP Asep Guntur Rahayu. Mendengar hal tersebut, Asep tak
tinggal diam, ia mencari tahu langsung kondisi Andun dan Iyah beserta anak-anak
mereka. Tak hanya soal merebus batu demi mengalihkan rasa lapar, Asep pun
melihat secara langsung kondisi tempat tinggal mereka yang ternyata tak lagi
layak huni.
Tak hanya menyalurkan bantuan makanan, Asep lantas bergerak
dan melobi beberapa kawannya untuk ikut membantu kondisi pasutri yang sudah
dikaruniai tujuh anak itu. Ia berhasil mengumpulkan 5 orang lainnya dan urunan
dana untuk merenovasi tempat tinggal Andun dan Iyah. Kurang lebih sebulan,
renovasi dan segala perizinan serta surat-surat tanah berhasil dibereskan.
Dengan gerak nyata yang digagas pak Asep, kondisi keluarga
ini menjadi jauh lebih baik. Minimal rumah mereka kini menjadi lebih layak
huni. Selain itu donatur yang memberi makanan terus bergantian datang silih
berganti.
Asep sendiri percaya, bahwa masyarakat sekitar tak lagi akan
membiarkan keluarga miskin itu sampai merebus batu karena kelaparan. Mengingat
kepala keluarga itu hanya bekerja serabutan dan harus menghidupi seorang istri
serta 7 orang anak perempuan yang masih kecil, Asep berharap tercipta
kepedulian di antara masyarakat.

Bagi Asep, sebagai sesama manusia tentu berkewajiban
memberikan bantuan bagi sesama. Asep dan para donatur lainnya, tak mau lagi ada
kisah pilu ibu memasak batu demi anak-anaknya yang kelaparan agar tertidur,
apalagi terjadi di Cianjur yang merupakan lumbung beras.
Sahabat BP, Kisah ini memang terjadi beberapa tahun silam,
namun semoga bisa menjadi perhatian kita bersama agar lebih peduli dengan
masyarakat di sekitar kita, sehingga tidak akan muncul kembali kisah-kisah
serupa.

Sumber Referensi:
Merdeka.com
0 Response to "Ibu di Cianjur Masak Batu Ketika Anaknya Kelaparan. Bukan Umar, Tapi Pria Ini Yang Datang"
Posting Komentar