Anak Dari Petani Sederhana Justru Berhasil Mengalahkan Anak Pejabat, Ternyata Rahasianya Ini

Bookmark Pedia – Seperti yang telah dikatakan oleh pepatah kalau baik atau tidaknya setiap nasib seseorang tergantung pada diri sendiri, hal ini dikarenakan memang setiap orang memiliki sifat dan perilaku yang berbeda untuk menghadapi segala permasalahan yang terjadi. Seperti kisah ini nih guys contohnya.

Setelah membaca kisah ini semoga kita yang merasa tidak kaya, tidak mampu, dan hal-hal lainnya yang membuat anda minder untuk meraih cita-cita semoga dapat membangkitkan semangat anda.

Suatu hari seorang anak petani miskin yang tinggal di suatu desa sedang asik bermain dengan teman-temannya. Saat istirahat bermain ia melihat anak-anak dari fakultas kedokteran dari sebuah perguruan tinggi ternama sedang melakukan sosialisasi tentang kesehatan dan pentingnya kebersihan.

Pembawaan yang para mahasiswa tersebut mampu menarik perhatian anak-anak yang sedang bermain tersebut. Dari sana akhirnya anak-anak tersebut bercita-cita ingin menjadi seperti kakak-kakak mahasiswa yang menempuh pendidikan kedokteran tersebut.

Namun dalam perjalanannya, karena masih anak-anak banyak yang telah berubah cita-citanya saat tumbuh dewasa. Namun tidak dengan anak ini, ia tetap memimpikan untuk menjadi seorang dokter. Kondisi kedua orang tuanya yang pas-pasan karena hanya berprofesi sebagai petani, yang penghasilannya tidak mesti dan rutin tergantung panen dan harga pasar tidak membuatnya putus asa.

Pendaftaran perguruan tinggi pun akhirnya terbuka dan ia pun tidak ragu untuk mendaftarkan diri masuk dengan mengambil jurusan kedokteran. Dari desanya tersebut kebetulan ada 3 anak yang mendaftarkan diri masuk di perguruan tinggi tersebut. Dan ke 3 nya termasuk dirinya mengambil kedokteran. Dan ke dua anak yang bersama dirinya merupakan anak pejabat tinggi di desa tersebut, dan juga anak salah satu pengusaha sukses di desanya.

Saat pengumuman keluar, dan ternyata hanya dirinya saja yang lulus dan kedua anak pejabat dan pengusaha terebut gagal masuk seleksi. Saat ia hendak melakukan registrasi ia hanya bisa meratapi nasib manakala biaya yang tertera tak mampu di jangkau dirinya.

Ia pun berjuang mencari beasiswa dan keringanan biaya. Birokrasi yang sulit membuatnya tidak mendapatkan apa-apa lewat jalur universitas yang ia daftar. Bahkan ia pun mendapat cemoohan secara sindiran, "kalo ga punya uang itu sadar dong, ga perlu nekat daftar kedokteran"

Kata-kata itu membuatnya tak patah arang, ia pun mengajukan proposal ke beberapa instansi dan perusahaan yang ada. Dan perjuangan yang ia lakukan akhirnya membuahkan hasil ia pun mendapatkan beasiswa dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang migas.

Hingga akhirnya ia pun dapat belajar di jurusan kedokteran dan menjadi dokter. Ia pun berhasil mengangkat derajat kedua orang tuanya.

Sumber: cerita ini hanya fiktif untuk menggambarkan kisah yang menyentuh

Share this post